Atjoem Kasoem, atau lebih dikenal sebagai A. Kasoem, (lahir di Kampung Bojong, Kadungora, Garut, 9 Januari 1916 – meninggal di Bandung, 11 Juni 1979 pada umur 63 tahun) adalah tokoh pengusaha dari Jawa Barat. Ia adalah orang pribumi pemilik toko kacamata pertama di Indonesia.
Asal Usul Kasoem bekerja di Bandung sebagai asisten pemilik toko kacamata (optisi) berkebangsaan Jerman, Kurt Schlosser. Karena kesungguhannya, Schlosser menyuruhnya belajar dengan tekun agar kelak dapat mewarisi usahanya itu. Ia kemudian membeli toko itu dan menjadi orang pribumi Indonesia pertama yang menjalankan usaha perkacamataan. Pada masa perjuangan ia banyak membantu dan dibantu oleh tokoh-tokoh perjuangan.
Setelah mendalami usaha pembuatan lensa di Jerman, ia mendirikan pabrik lensa bifokus di Kadungora, Garut, yang terbesar di Asia pada masanya, yang diresmikan oleh Adam Malik. Pabrik ini tutup pada tahun 1997 karena krisis ekonomi.
Kini anak dan cucunya mewarisi banyak usaha optik tokoh tersebut.
Asal Usul Kasoem bekerja di Bandung sebagai asisten pemilik toko kacamata (optisi) berkebangsaan Jerman, Kurt Schlosser. Karena kesungguhannya, Schlosser menyuruhnya belajar dengan tekun agar kelak dapat mewarisi usahanya itu. Ia kemudian membeli toko itu dan menjadi orang pribumi Indonesia pertama yang menjalankan usaha perkacamataan. Pada masa perjuangan ia banyak membantu dan dibantu oleh tokoh-tokoh perjuangan.
Setelah mendalami usaha pembuatan lensa di Jerman, ia mendirikan pabrik lensa bifokus di Kadungora, Garut, yang terbesar di Asia pada masanya, yang diresmikan oleh Adam Malik. Pabrik ini tutup pada tahun 1997 karena krisis ekonomi.
Kini anak dan cucunya mewarisi banyak usaha optik tokoh tersebut.
Kehidupan Pribadi
“Waktu kecil saya tidak pernah bercita-cita jadi ahli dagang. Saya malah ingin jadi pemimpin. Paman saya menganjurkan saya jadi guru,” tutur Kasoem. Dia kemudian meneruskan pelajarannya di Sekolah Dagang Bandung. Di sana timbul cita-citanya sebagai pedagang. Seusai menyelesaikan peljarannya dengan modal ayahnya ia berjualan kacamata dari ke rumah, namun usahanya pertamanya rugi dan modalnya habis.
Kasoem kemudian bekerja di sebuah toko kacamata di Jalan Braga, Bandung pada 1937. Majikannya itu bernama Kurt Schlosser, seorang berkebangsaan Jerman. Pengalaman bekerja ditambah kerajinan membaca buku dan majalah menempa Kasoem. Dia mulai menabung sedikit demi sedikit. Pada 1939 Kasoem bisa membeli gedung sendiri di Jalan Braga 21 dengan harga F 15.000 Ketika terjadi peristiwa Bandung Lautan Api 24 Maret 1946 , Kasoem dan keluarganya mengungsi ke Tasikmalaya dengan membawa barang dagangannya.
Kemudian dia juga mengungsi ke Klaten, Jawa Tengah . Di Klaten ini Kasoem membuka toko kacamata dengan bahan-bahan yang dibawanya dari Bandung cukup untuk 3 hingga 4 tahun. Termausk bahan dari nekel. Untuk menggosok kacamatanya Kasoem mencari batu di sekitar Prambanan. Usahanya bisa membuatnya bertahan hidup, karena Kasoem bisa memenuhi kebutuhan rakyat di Klaten akan kacamata. Dia juga memasok barang ke angkatan perang.