Profil Biografi :
Sekolah rintisan pertama kali ia terapkan bagi masyarakat Orang Rimba (Suku Kubu) yang mendiami Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi. Metode yang diterapkannya bersifat setengah antropologis. Pengajaran membaca, menulis, dan berhitung dilakukan sambil tinggal bersama masyarakat didiknya selama beberapa bulan. Sistem ini dikombinasi dengan mempertimbangkan pola kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
Setelah tersusun secara sistematis, ia mengembangkan sistem Sokola Rimba (diambil dari bahasa yang digunakan orang Rimba, salah satu dialek bahasa Melayu). Sistem Sokola Rimba kemudian diterapkan pula di berbagai tempat terpencil lainnya di Indonesia, seperti di Halmahera dan Flores.
Pemerintah RI berencana mengadopsi sistem ini untuk dikembangkan pada masyarakat dengan kondisi khusus.
Sumber : Wikipedia.com
- Lahir : Saur Marlina Manurung, 21 Februari 1972 (umur 45) Jakarta
- Kebangsaan : Bendera Indonesia Indonesia
- Nama lain : Butet Manurung
- Pekerjaan : Aktivis
- Dikenal karena : Perintis dan pelaku pendidikan alternatif bagi masyarakat terasing dan terpencil di Indonesia
Ini adalah nama Suku Batak Toba; Marga tokoh ini adalah "Manurung".
Saur Marlina Manurung (lahir di Jakarta, 21 Februari 1972; umur 45 tahun; Alumni SMA Negeri 14 Jakarta) adalah perintis dan pelaku pendidikan alternatif bagi masyarakat terasing dan terpencil di Indonesia. Sebagaimana gadis Batak lainnya, ia biasa dipanggil "Butet" dan kini namanya lebih dikenal sebagai Butet Manurung.Sekolah rintisan pertama kali ia terapkan bagi masyarakat Orang Rimba (Suku Kubu) yang mendiami Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi. Metode yang diterapkannya bersifat setengah antropologis. Pengajaran membaca, menulis, dan berhitung dilakukan sambil tinggal bersama masyarakat didiknya selama beberapa bulan. Sistem ini dikombinasi dengan mempertimbangkan pola kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
Setelah tersusun secara sistematis, ia mengembangkan sistem Sokola Rimba (diambil dari bahasa yang digunakan orang Rimba, salah satu dialek bahasa Melayu). Sistem Sokola Rimba kemudian diterapkan pula di berbagai tempat terpencil lainnya di Indonesia, seperti di Halmahera dan Flores.
Pemerintah RI berencana mengadopsi sistem ini untuk dikembangkan pada masyarakat dengan kondisi khusus.
Sumber : Wikipedia.com