Pada 17 Agustus 1945 dibacakan Proklamasi di Pegangsaan Timur yang sekarang berdiri di sana Gedung Pola. Maka di muka Gedung Pola itu ada tugu, tugu itu ditaruh persis di tempat yang dulu saya injak membacakan Proklamasi itu. Jadi kalau Saudara-Saudara ingin mengetahui tempat yang saya membacakan Proklamasi 17 Agustus 1945, tugu Pegangsaan Timur 56 itulah tempatnya. Di atas tugu itu diadakan gambarnya petir, gambar bledek, oleh karena di tempat itu dulu dibacakan naskah proklamasi. Dan naskah proklamasi itu memang boleh dikatakan petir, geledek, yang didengarkan oleh 5 benua dan 7 samudera!” (Soekarno)
Kemarin tanggal 7 Juni 2009 saya mendapat milis dari “komunitas historia” (tempat belajar saya dari para peminat sejarah), kiriman Bapak Hoesein tentang ihwal Pegangsaan Timur No.56. Bapak Hoesein menyatakan dalam emailnya :
Pada jam 11.30 waktu Nippon, bertempat di rumahnya di Pegangsaan Timur no.56 Jakarta, Bung Karno mem Proklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Amat Sederhana dan merakyat. Tapi pada tahun 1962, Bung Karno sendiri yang membongkar rumah tersebut. Inilah salah satu misteri perjalanan sejarah berbangsa dan bernegara di Indonesia, akibatnya setiap anak bangsa kalau ke monumen Proklamasi tahunya “Gedung Pola” itulah tempat berlangsungnya peristiwa besar lahirnya bangsa Indonesia tersebut. Saya sudah memperjuangkan hal ini sejak tahun 1995 (50 tahun Indonesia Merdeka). Ada maket, sejumlah besar gambar foto, termasuk cetak biru rumah asli dan foto penggalian arkheologi pada tahun 2001. Sesungguhnya fondasi Rumah Proklamsi masih utuh. Cuma rupanya tanggagapan petinggi negara memble aje.
Email lainnya saya terima juga dari Mas Kopdang tentang dukungan Pak Ibrahim Isa kepada Pak Hoesein untuk “membangun kembali gedung Proklamasi Pegangsaan Timur 56” :
IBRAHIM ISA ———— ——— — 07 JUNI 2009 Bung Hoesein y.b., Saya mendukung saran Anda untuk membangun kembali Gedung Proklamasi Pegangsaan Timur 56, a.d. maket dan bahan informatif lainnya. Mari bikin petisi. Ajak para sejarawan, pedjuang kemerdekaan senior dan junior. Agar sense of history bangsa ini meningkat. Tapi, apa benar Bung Karno sendiri yang menyuruh bongkar gedung Pegangsaan Timur 56 itu? Coba periksa lebih teliti. Salam hangat, I. Isa
Ada Apa Dengan Pegangsaan Timur 56 ?
foto_2_proklamasi_indonesiaBila kita mendengar kata Pegangsaan Timur 56 bisa jadi orang akan langsung teringat kepada Bung Karno. Karena di halaman rumah sang proklamator di Jalan Pegangsaan Timur 56 itulah Bung Karno mendeklarasikan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Jalan Pegangsaan Timur telah berganti nama menjadi Jalan Proklamasi. Kediaman Bung Karno yang dijadikan tempat pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan pun sudah tidak ada lagi dan digantikan dengan kehadiran tugu Proklamasi yang dahulu pernah dibongkar atas perintah Bung Karno, dan di situ kemudian didirikan Gedung Pola Pembangunan Semesta. Belakangan gedung itu digunakan sebagai kantor BP-7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).
Sebenarnya, Pegangsaan 56 adalah kediaman pribadi Bung Karno. Di tempat tersebut proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir Soekarno dan Drs Moh Hatta pada Jumat Legi tanggal 17 Agustus 1945, pas bulan ramadhan ketika Bung Karno sedang menderita sakit malaria. Di rumah itu pula bendera Merah Putih (kini bendera pusaka) dijahit oleh Ibu Fatmawati.
Bila Anda melewati Jalan Pegangsaan 56 Jakarta Pusat, jangan harap masih bisa melihat bangunan asli peninggalan sejarah tersebut. Sebab rumah mantan Presiden RI pertama itu kini sudah hilang tanpa bekas.
Sebagai gantinya, berdiri Monumen Proklamasi dengan Monumen Petir setinggi 17 meter di tempat Bung Karno membacakan teks Proklamasi 64 tahun lalu.
Terdapat pula patung dua tokoh Proklamasi Bung Karno dan Bung Hatta yang dibangun pada tahun 1980 an. Sementara lapangan seluas 4 hektar yang mengelilingnya kini berfungsi sebagai taman publik untuk beristirahat atau berolahraga.
Yang disesalkan, bangunan bekas rumah Bung Karno sudah dirobohkan, padahal rumah tersebut merupakan salah satu peninggalan sejarah yang langsung terkait dengan perjuangan revolusi bangsa ini.
Kemarin tanggal 7 Juni 2009 saya mendapat milis dari “komunitas historia” (tempat belajar saya dari para peminat sejarah), kiriman Bapak Hoesein tentang ihwal Pegangsaan Timur No.56. Bapak Hoesein menyatakan dalam emailnya :
Pada jam 11.30 waktu Nippon, bertempat di rumahnya di Pegangsaan Timur no.56 Jakarta, Bung Karno mem Proklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Amat Sederhana dan merakyat. Tapi pada tahun 1962, Bung Karno sendiri yang membongkar rumah tersebut. Inilah salah satu misteri perjalanan sejarah berbangsa dan bernegara di Indonesia, akibatnya setiap anak bangsa kalau ke monumen Proklamasi tahunya “Gedung Pola” itulah tempat berlangsungnya peristiwa besar lahirnya bangsa Indonesia tersebut. Saya sudah memperjuangkan hal ini sejak tahun 1995 (50 tahun Indonesia Merdeka). Ada maket, sejumlah besar gambar foto, termasuk cetak biru rumah asli dan foto penggalian arkheologi pada tahun 2001. Sesungguhnya fondasi Rumah Proklamsi masih utuh. Cuma rupanya tanggagapan petinggi negara memble aje.
Email lainnya saya terima juga dari Mas Kopdang tentang dukungan Pak Ibrahim Isa kepada Pak Hoesein untuk “membangun kembali gedung Proklamasi Pegangsaan Timur 56” :
IBRAHIM ISA ———— ——— — 07 JUNI 2009 Bung Hoesein y.b., Saya mendukung saran Anda untuk membangun kembali Gedung Proklamasi Pegangsaan Timur 56, a.d. maket dan bahan informatif lainnya. Mari bikin petisi. Ajak para sejarawan, pedjuang kemerdekaan senior dan junior. Agar sense of history bangsa ini meningkat. Tapi, apa benar Bung Karno sendiri yang menyuruh bongkar gedung Pegangsaan Timur 56 itu? Coba periksa lebih teliti. Salam hangat, I. Isa
Ada Apa Dengan Pegangsaan Timur 56 ?
foto_2_proklamasi_indonesiaBila kita mendengar kata Pegangsaan Timur 56 bisa jadi orang akan langsung teringat kepada Bung Karno. Karena di halaman rumah sang proklamator di Jalan Pegangsaan Timur 56 itulah Bung Karno mendeklarasikan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Jalan Pegangsaan Timur telah berganti nama menjadi Jalan Proklamasi. Kediaman Bung Karno yang dijadikan tempat pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan pun sudah tidak ada lagi dan digantikan dengan kehadiran tugu Proklamasi yang dahulu pernah dibongkar atas perintah Bung Karno, dan di situ kemudian didirikan Gedung Pola Pembangunan Semesta. Belakangan gedung itu digunakan sebagai kantor BP-7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).
Sebenarnya, Pegangsaan 56 adalah kediaman pribadi Bung Karno. Di tempat tersebut proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir Soekarno dan Drs Moh Hatta pada Jumat Legi tanggal 17 Agustus 1945, pas bulan ramadhan ketika Bung Karno sedang menderita sakit malaria. Di rumah itu pula bendera Merah Putih (kini bendera pusaka) dijahit oleh Ibu Fatmawati.
Bila Anda melewati Jalan Pegangsaan 56 Jakarta Pusat, jangan harap masih bisa melihat bangunan asli peninggalan sejarah tersebut. Sebab rumah mantan Presiden RI pertama itu kini sudah hilang tanpa bekas.
Sebagai gantinya, berdiri Monumen Proklamasi dengan Monumen Petir setinggi 17 meter di tempat Bung Karno membacakan teks Proklamasi 64 tahun lalu.
Terdapat pula patung dua tokoh Proklamasi Bung Karno dan Bung Hatta yang dibangun pada tahun 1980 an. Sementara lapangan seluas 4 hektar yang mengelilingnya kini berfungsi sebagai taman publik untuk beristirahat atau berolahraga.
Yang disesalkan, bangunan bekas rumah Bung Karno sudah dirobohkan, padahal rumah tersebut merupakan salah satu peninggalan sejarah yang langsung terkait dengan perjuangan revolusi bangsa ini.