JJ Rizal (pendiri gerakan sosial Save Depok) | Tokoh Inspiratif

JJ Rizal (pendiri gerakan sosial Save Depok)

JJ Rizal
Informasi Pribadi :
Gambar JJ Rizal
  • Nama lahir : JJ Rizal
  • Lahir : 12 Februari 1972
  • Kebangsaan : Indonesia
  • Pekerjaan : Sejarawan
JJ Rizal, lahir di Jakarta, 12 Februari 1972; umur 43 tahun, adalah sejarahwan, penulis, dan pendiri penerbitan Komunitas Bambu yang banyak menerbitkan buku-buku dengan tema budaya dan humaniora. Ia juga dikenal sebagai pendiri gerakan sosial Save Depok setelah terlibat dalam perang kata-kata di media sosial dengan Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring berkaitan dengan pencalonan Tifatul Sembiring sebagai Calon Walikota Depok Depok 2015-2020 dari Partai Keadilan Sejahtera. Setelah perdebatan terjadi, ia menyatakan siap dicalonkan menjadi Walikota Depok.

Masa kecil dan pendidikan
JJ Rizal berasal dari keluarga Betawi yang sejatinya tidak memiliki tradisi menulis namun ia sendiri rajin menulis. Ia menyukai Sahibul Hikayat yang isinya menceritakan tingkah palah jin dalam berbagai ukuranserta menyukai kesenian, terutama seni rupa. Ayahnya memasukkannya ke sekolah silat karena banyaknya tawuran pada masa itu. Setelah tamat SMA, ia meneruskan kuliah di Jurusan Sejarah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan lulus tahun 1998 dengan skripsi Sitor Situmorang: Biografi Politik 1956-1967.

Karir dan bisnis
Setelah tamat kuliah, ia mendirikan Penerbit Komunitas Bambu. Selain sebagai editor buku, ia juga rajin mengirimkan tulisan ke berbagai majalah dan harian skala nasional. Selama 2001 – 2006 ia menjadi kolomnis sejarah Batavia-Betawi-Jakarta di sebuah majalah Internasional yang berpusat di Belanda, MOESSON Het Indisch Maandblad di Belanda.

Penghargaan
Pada 2009 ia mendapat Anugerah Budaya Gubernur DKI Jakarta. Tulisannya tentang Junghuhn di National Geographic Indonesia terpilih sebagai “The Best International 2010” oleh National Geographic International Magazine. Kemudian pada 2011, ia mendapat Jakarta Book Awards IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) Jakarta sebab dianggap telah “share knowledge and change lives through books”.

Sumber : Wikipedia