Mohammad Djamil
Informasi Pribadi :
Kehidupan
Di bidang kedokteran, M. Djamil merupakan orang Indonesia pertama yang memperoleh dua gelar doktor. Gelar doktornya yang pertama dengan titel Doctor Medicinae Interne Ziekten diperolehnya di Universitas Utrecht, Belanda pada 31 Mei 1932. Sedangkan titel doktornya yang kedua : Doctor of Public Health (DPH), diperolehnya dari Universitas Johns Hopkins, Baltimore, Maryland, Amerika Serikat pada 12 Juni 1934.
Pada tahun 1925-1927, M. Djamil melakukan riset di Koto Gadang dan Sianok mengenai penyakit TBC dan malaria. Dari hasil riset tersebut ia memperoleh penghargaan dari Ratu Wilhelmina. Dua tahun kemudian, ia pindah ke poliklinik Natal, Sumatera Utara. Disini ia kembali melakukan penelitian mengenai penyakit malaria. Melalui hasil risetnya itu, anggaran pemerintah yang telah ditetapkan untuk pemberantasan malaria bisa ditekan.
Pada tahun 1938-1939, ia ditugaskan pada Kantor Pusat Penyakit Malaria di Jakarta. Dalam risetnya M. Djamil menemukan cara baru untuk memberantas jentik-jentik nyamuk malaria dengan dedak. Serta peran selaput protozoon di atas air terhadap penjangkitan malaria. Karena keberhasilannya dalam riset tersebut, dr. Overbeek Kepala Bestrijding di Indonesia, memberikannya titel malarialoog (ahli malaria).
Selain di bidang kedokteran, M. Djamil juga aktif berpolitik. Ia yang terafiliasi dengan Partai Sosialis Indonesia, sempat menjadi Ketua Komite Nasional Sumatera Barat[2], Residen Sumatera Barat, Gubernur Muda Sumatra Tengah, sekaligus Gubernur Militer Sumatera Tengah. Ia juga berperan besar dalam pendirian Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas di Bukittinggi.
Penghargaan
Untuk mengabadikan jasa-jasanya, maka sejak tahun 1978, RSUP Jati di Padang berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Dr. M. Djamil. Pemerintah juga menetapkan M. Djamil sebagai pejuang kemerdekaan di Sumatera Barat.
Informasi Pribadi :
- Tanggal lahir : 28 November 1898 Padang Pariaman, Hindia Belanda
- Kebangsaan : Indonesia
- Alma mater : - Universitas Utrecht, Belanda, - Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat
- Pekerjaan : Dokter
- Dikenal karena : - Pejuang kemerdekaan Indonesia, - Gubernur Militer Sumatera Tengah
- Agama : Islam
Kehidupan
Di bidang kedokteran, M. Djamil merupakan orang Indonesia pertama yang memperoleh dua gelar doktor. Gelar doktornya yang pertama dengan titel Doctor Medicinae Interne Ziekten diperolehnya di Universitas Utrecht, Belanda pada 31 Mei 1932. Sedangkan titel doktornya yang kedua : Doctor of Public Health (DPH), diperolehnya dari Universitas Johns Hopkins, Baltimore, Maryland, Amerika Serikat pada 12 Juni 1934.
Pada tahun 1925-1927, M. Djamil melakukan riset di Koto Gadang dan Sianok mengenai penyakit TBC dan malaria. Dari hasil riset tersebut ia memperoleh penghargaan dari Ratu Wilhelmina. Dua tahun kemudian, ia pindah ke poliklinik Natal, Sumatera Utara. Disini ia kembali melakukan penelitian mengenai penyakit malaria. Melalui hasil risetnya itu, anggaran pemerintah yang telah ditetapkan untuk pemberantasan malaria bisa ditekan.
Pada tahun 1938-1939, ia ditugaskan pada Kantor Pusat Penyakit Malaria di Jakarta. Dalam risetnya M. Djamil menemukan cara baru untuk memberantas jentik-jentik nyamuk malaria dengan dedak. Serta peran selaput protozoon di atas air terhadap penjangkitan malaria. Karena keberhasilannya dalam riset tersebut, dr. Overbeek Kepala Bestrijding di Indonesia, memberikannya titel malarialoog (ahli malaria).
Selain di bidang kedokteran, M. Djamil juga aktif berpolitik. Ia yang terafiliasi dengan Partai Sosialis Indonesia, sempat menjadi Ketua Komite Nasional Sumatera Barat[2], Residen Sumatera Barat, Gubernur Muda Sumatra Tengah, sekaligus Gubernur Militer Sumatera Tengah. Ia juga berperan besar dalam pendirian Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas di Bukittinggi.
Penghargaan
Untuk mengabadikan jasa-jasanya, maka sejak tahun 1978, RSUP Jati di Padang berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Dr. M. Djamil. Pemerintah juga menetapkan M. Djamil sebagai pejuang kemerdekaan di Sumatera Barat.