Mochtar Embut
Informasi Pribadi :
Pendidikan
Pada usia lima tahun, Mochtar Embut sudah mulai bermain piano. Empat tahun kemudian Ia menciptakan sebuah lagu anak-anak, Kupu-kupu. Mochtar cenderung belajar bermain piano secara otodidak. Pada usia 16 tahun, ia menyelesaikan karya pertamanya untuk piano. Mochtar sempat mengenyam pendidikan akademis di Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Bahasa Perancis. Mochtar enggan belajar ke luar negeri karena alasan yang tidak diketahui. Saat Pranajaya, salah seorang tokoh seriosa Indonesia yang saat itu masih belum menonjol, mendapat kesempatan mengikuti pendidikan musik di Jepang pada tahun 1962, Mochtar menerima tawaran yang sama, tapi selalu menolak.
Karakter
Lagu-lagu ciptaan Mochtar mencerminkan hidupnya yang sepi, pemalu, dan tak menyukai publisitas. Mochtar lebih memilih menempatkan dirinya di balik layar suatu acara. Ketika mengikuti festival lagu pop internasional di Jepang tahun 1971, saat ciptaannya, With the Deepest Love from Jakarta mendapat penghargaan dari panitia, peserta yang lain baru tahu bahwa pencipta lagu tersebut ada di antara mereka. Mochtar kemudian bertindak sebagai dirigen orkestra yang memainkan lagu ciptaannya, dan dengan demikian Ia menjadi orang Indonesia pertama yang pernah memimpin orkes simfoni Tokyo.
Kematian
Mochtar adalah seorang pecandu kerja. Terperangkap oleh dedikasi dan ketekunan bekerja yang nyaris tak mengenal lelah, Ia terserang penyakit liver dan kanker hati. Mochtar diistirahatkan di Rumah Sakit Borromeus, Bandung, hingga tahun 1965. Namun akhirnya Ia meninggal dunia pada tanggal 20 Juli 1973 dalam usia 39 tahun, dan dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.
Kontribusi kepada musik Indonesia
Mochtar dikenal sebagai salah satu komponis seriosa yang tembang karyanya bersifat puitik. Ia dapat mengolah dan memadukan harmoni musik dengan musikalisasi karya puisi. Ia sudah menggubah sajak-sajak dari tokoh-tokoh sastra Indonesia seperti WS Rendra, Chairil Anwar dan Usmar Ismail menjadi komposisi musik dan lagu . Mochtar telah menciptakan lebih dari 100 lagu. Banyak di antara lagunya telah menjadi bagian abadi dalam sejarah musik Indonesia, seperti Di Wajahmu Kulihat Bulan, Di Sudut Bibirmu dan Tiada Bulan di Wajah Rawan. Kontribusi musik Mochtar juga mencapai kancah politik dengan menciptakan lagu Mars Pemilu yang digunakan sebagai mars Pemilihan Umum di Indonesia. Kemudian Lagu KB yang juga diciptakan oleh Mochtar untuk membantu mensukseskan gerakan Keluarga Berencana yang dimulai pada tahun 1970-an. Lagu tersebut menjadi sangat populer dan akhirmya menjadi lagu wajib anak-anak sekolah mulai dari Sekolah Dasar.
Mochtar juga sempat menjadi guru musik dari Guruh Soekarnoputra, yang saat itu masih bersekolah di SMA Yayasan Perguruan Cikini.
Mochtar sempat menyelesaikan Kumpulan Lagu Populer I, sebuah buku yang memuat 27 lagu rakyat Indonesia dan 9 lagu barat.
"Dengan buku ini saya bermaksud mengetengahkan kepada dunia luas bahwa Indonesia juga memiliki lagu-lagu rakyat yang cukup berbobot.", kata Mochtar jauh sebelum wafat.
Penghargaan
Informasi Pribadi :
- Nama Lahir : Mochtar Embut 5 Januari 1934 (Makassar), Sulawesi Selatan, Hindia Belanda
- Meninggal : 20 Juli 1973 (umur 39) Bandung, Jawa Barat, Indonesia
- Makam : TPU Karet Bivak, Jakarta
- Pekerjaan : Pemusik, Guru Musik, Komponis
- Kewarganegaraan : Indonesia
- Pendidikan : Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Bahasa Perancis
Pendidikan
Pada usia lima tahun, Mochtar Embut sudah mulai bermain piano. Empat tahun kemudian Ia menciptakan sebuah lagu anak-anak, Kupu-kupu. Mochtar cenderung belajar bermain piano secara otodidak. Pada usia 16 tahun, ia menyelesaikan karya pertamanya untuk piano. Mochtar sempat mengenyam pendidikan akademis di Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Bahasa Perancis. Mochtar enggan belajar ke luar negeri karena alasan yang tidak diketahui. Saat Pranajaya, salah seorang tokoh seriosa Indonesia yang saat itu masih belum menonjol, mendapat kesempatan mengikuti pendidikan musik di Jepang pada tahun 1962, Mochtar menerima tawaran yang sama, tapi selalu menolak.
Karakter
Lagu-lagu ciptaan Mochtar mencerminkan hidupnya yang sepi, pemalu, dan tak menyukai publisitas. Mochtar lebih memilih menempatkan dirinya di balik layar suatu acara. Ketika mengikuti festival lagu pop internasional di Jepang tahun 1971, saat ciptaannya, With the Deepest Love from Jakarta mendapat penghargaan dari panitia, peserta yang lain baru tahu bahwa pencipta lagu tersebut ada di antara mereka. Mochtar kemudian bertindak sebagai dirigen orkestra yang memainkan lagu ciptaannya, dan dengan demikian Ia menjadi orang Indonesia pertama yang pernah memimpin orkes simfoni Tokyo.
Kematian
Mochtar adalah seorang pecandu kerja. Terperangkap oleh dedikasi dan ketekunan bekerja yang nyaris tak mengenal lelah, Ia terserang penyakit liver dan kanker hati. Mochtar diistirahatkan di Rumah Sakit Borromeus, Bandung, hingga tahun 1965. Namun akhirnya Ia meninggal dunia pada tanggal 20 Juli 1973 dalam usia 39 tahun, dan dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.
Kontribusi kepada musik Indonesia
Mochtar dikenal sebagai salah satu komponis seriosa yang tembang karyanya bersifat puitik. Ia dapat mengolah dan memadukan harmoni musik dengan musikalisasi karya puisi. Ia sudah menggubah sajak-sajak dari tokoh-tokoh sastra Indonesia seperti WS Rendra, Chairil Anwar dan Usmar Ismail menjadi komposisi musik dan lagu . Mochtar telah menciptakan lebih dari 100 lagu. Banyak di antara lagunya telah menjadi bagian abadi dalam sejarah musik Indonesia, seperti Di Wajahmu Kulihat Bulan, Di Sudut Bibirmu dan Tiada Bulan di Wajah Rawan. Kontribusi musik Mochtar juga mencapai kancah politik dengan menciptakan lagu Mars Pemilu yang digunakan sebagai mars Pemilihan Umum di Indonesia. Kemudian Lagu KB yang juga diciptakan oleh Mochtar untuk membantu mensukseskan gerakan Keluarga Berencana yang dimulai pada tahun 1970-an. Lagu tersebut menjadi sangat populer dan akhirmya menjadi lagu wajib anak-anak sekolah mulai dari Sekolah Dasar.
Mochtar juga sempat menjadi guru musik dari Guruh Soekarnoputra, yang saat itu masih bersekolah di SMA Yayasan Perguruan Cikini.
Mochtar sempat menyelesaikan Kumpulan Lagu Populer I, sebuah buku yang memuat 27 lagu rakyat Indonesia dan 9 lagu barat.
"Dengan buku ini saya bermaksud mengetengahkan kepada dunia luas bahwa Indonesia juga memiliki lagu-lagu rakyat yang cukup berbobot.", kata Mochtar jauh sebelum wafat.
Penghargaan
- Lagu With the Deepest Love From Jakarta, mendapat penghargaan di Festival Lagu Pop Internasional Jepang (1971)
- Daftar lagu ciptaan Mochtar Embut
- Anak Perahu
- Cita-cita
- Di Wajahmu Kulihat Bulan (1960)
- Di Sudut Bibirmu
- Hidup
- Ibu Guru Kami (1968)
- Jika Kau Tahu
- Kamajaya
- Kasih dan Pelukis
- Lagu KB
- Lagu Rinduku
- Mars Pemilu
- Puntung Berasap
- Rinduku
- Segala Puji
- Setitik Embun
- Srikandi
- Tiada Bulan di Wajah Rawan
- Sembilan lagu dari sajak WS Rendra:
- Lagu Sepi
- Jauh Kekasihku
- Permintaan
- Rambut
- Jauh
- Surat Bagi Pacar
- Janganlah Jauh
- Kekasih
- Angin Jahat
- Megawati, Presiden Indonesia yang kelima, menyanyikan lagu Di Wajahmu Kulihat Bulan pada tahun 2003 dalam sebuah pesta bersama para penyanyi dan pencipta lagu Indonesia. Kemudian lagu yang dibawakannya tersebut sempat ditawar sebesar 12 Miliar Rupiah oleh Agum Gumelar, Menteri Perhubungan Indonesia saat itu, bersama dengan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla , yang saat itu belum menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
- Lagu Ibu Guru Kami pertama kali disiarkan di TVRI pada tahun 1968 dalam acara Ayo Menyanyi yang saat itu dikoordinasi AT Mahmud, salah satu tokoh komponis Indonesia.
- Slank, salah satu band rock kontemporer Indonesia, membawakan lagu Mars Pemilu karya Mochtar Embut dengan gaya khas mereka yang nyeleneh dalam album mereka, Road to Peace (2004).
- Lagu Kamajaya diilhami dari kisah pewayangan Jawa Batara Kamajaya dan Dewi Kamaratih yang dianggap sebagai simbol keluarga yang harmonis.
Sumber : Wikipedia