Museum Bank Mandiri
Informasi Museum :
Bangunan
Bangunan ini berdiri di atas lahan 10.039 meter persegi. Tanah ini sebelumnya dimiliki oleh perusahaan Carl Schlieper , yang membangun sebuah kantor besar dan gudang. Pada tahun 1913, tanah itu dibeli oleh Factorij. Pada tengah malam 17 Desember 1920, bangunan Schlieper terbakar. Bangunan yang rusak hancur kemudian untuk membuat jalan bagi gedung baru yang akan menjadi Perdagangan Belanda masyarakat (Belanda Nederlandsche Handel-Maatschappij atau NHM), juga dikenal sebagai "Factorij".
Gedung baru ini dirancang oleh JJJ de Bruyn , AP Smits dan C. van de Linde . Konstruksi dimulai pada tahun 1929 dan dibuka pada tanggal 14 Januari 1933 oleh CJ Karel Van Aalst , Presiden ke-10 dari NHM. Arsitektur mengikuti filosofi Belanda Nieuwe zakelijkheid , cabang modern arsitektur dekat dengan Art Deco.
Bangunan dinasionalisasi pada tahun 1960, menjadi milik Departemen Ekspor-Impor Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN). Ini menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia (atau Bank Exim) pada tanggal 31 Desember tahun 1968 hingga gabungan hukum Bank Exim, Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, dan Bank Pembangunan Indonesia menjadi Bank Mandiri pada tahun 1999.
Museum
Museum ini didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998. Koleksinya terdiri dari berbagai koleksi yang berhubungan dengan aktivitas perbankan dan perkembangannya di "Tempo Doeloe" (di Indonesia berarti: "hari tua yang baik"). Koleksinya berkisar dari kolonial bank milik pasokan operasi, sekuritas, mata uang lama, lama Belanda safe deposit box, dan banyak lainnya. Selain interior bangunan, ornamen tua, dan furnitur disimpan seperti itu selama era kolonial.
Koleksi
Museum ini host koleksi item yang terkait dengan kegiatan perbankan kolonial, seperti dokumen keamanan, numismatis (koin koleksi), counter kas, dan brankas dari era kolonial. Koleksi yang ditampilkan di pameran yang meniru hari suasana lama bank.
Sumber : Wikipedia.org
Informasi Museum :
- Mapan : 2 Oktober 1998
- Tempat : Jl. Lapangan Stasiun No 1, Jakarta Barat
- Koordinat : 6,137960 ° S 106,813270 ° E
- Pemilik : Bank Mandiri
Bangunan
Bangunan ini berdiri di atas lahan 10.039 meter persegi. Tanah ini sebelumnya dimiliki oleh perusahaan Carl Schlieper , yang membangun sebuah kantor besar dan gudang. Pada tahun 1913, tanah itu dibeli oleh Factorij. Pada tengah malam 17 Desember 1920, bangunan Schlieper terbakar. Bangunan yang rusak hancur kemudian untuk membuat jalan bagi gedung baru yang akan menjadi Perdagangan Belanda masyarakat (Belanda Nederlandsche Handel-Maatschappij atau NHM), juga dikenal sebagai "Factorij".
Gedung baru ini dirancang oleh JJJ de Bruyn , AP Smits dan C. van de Linde . Konstruksi dimulai pada tahun 1929 dan dibuka pada tanggal 14 Januari 1933 oleh CJ Karel Van Aalst , Presiden ke-10 dari NHM. Arsitektur mengikuti filosofi Belanda Nieuwe zakelijkheid , cabang modern arsitektur dekat dengan Art Deco.
Bangunan dinasionalisasi pada tahun 1960, menjadi milik Departemen Ekspor-Impor Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN). Ini menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia (atau Bank Exim) pada tanggal 31 Desember tahun 1968 hingga gabungan hukum Bank Exim, Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, dan Bank Pembangunan Indonesia menjadi Bank Mandiri pada tahun 1999.
Museum
Museum ini didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998. Koleksinya terdiri dari berbagai koleksi yang berhubungan dengan aktivitas perbankan dan perkembangannya di "Tempo Doeloe" (di Indonesia berarti: "hari tua yang baik"). Koleksinya berkisar dari kolonial bank milik pasokan operasi, sekuritas, mata uang lama, lama Belanda safe deposit box, dan banyak lainnya. Selain interior bangunan, ornamen tua, dan furnitur disimpan seperti itu selama era kolonial.
Koleksi
Museum ini host koleksi item yang terkait dengan kegiatan perbankan kolonial, seperti dokumen keamanan, numismatis (koin koleksi), counter kas, dan brankas dari era kolonial. Koleksi yang ditampilkan di pameran yang meniru hari suasana lama bank.
Sumber : Wikipedia.org