Budi Anduk
Informasi pribadi :
Budi Anduk lahir di Jakarta, 8 Februari 1968. Saat masih di Sekolah Dasar (SD), Budi dikenal bandel dan suka berantem. Bahkan, saat itu kerjanya memalak dan berantem. Korbannya adalah teman sekolah Budi di SD 03 Dharma Satria.
Guru Sekolah Dasarnya pernah menamparnya gara-gara Budi tertidur dalam kelas. Ibunya juga sering kali memarahi Budi karena Budi kecil bandel karena sering nonton layar tancap bareng teman-temannya sampai pagi.
Perilakunya mulai berubah saat sekolah di SMP 41. Budi mulai rajin sholat, rajin ke mesjid dan ngaji. Bahkan, Budi jadi juara kelas dari kelas 1 sampai kelas 3.
Ia mengawali karier sebagai figuran program Ngelaba (Patrio) pada 1996, Di tahun 2000, Budi Anduk jadi kru acara Ngelabanya Parto dkk di TPI. Tugasnya adalah membawa tas sampai mencari penonton. Upahnya waktu itu Rp.50.000/hari.
Namanya makin dikenal luas oleh masyarakat lewat aktingnya di program sitkom Tawa Sutra dan acara Untung ada Budi di ANTV.
Ia telah membintangi dua film layar lebar, yakni Tiren: Mati Kemaren dan Tulalit. Budi Prihatin yang dikenal Budi Anduk ini juga telah menyelesaikan S1 nya di Universitas Indonesia jurusan Ilmu Budaya tahun 1991.
Budi Anduk meninggal pada 11 Januari 2016, pukul 14.25 di RS Dharmais Jakarta karena penyakit paru-paru basah. Budi Anduk meninggal usai menjalani perawatan kanker paru-paru stadium 4 di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta Barat. Jenazah Budi Anduk dimakamkan di pemakaman dekat rumahnya, Kampung Kemang, Kelurahan Jati Cempaka, Kecamatan Pondok Gede, Bekasi, pukul 19.00 WIB, Senin 11 Januari 2015.
Filmografi
Informasi pribadi :
- Nama lahir: Budi Prihatin
- Lahir: 8 Februari 1968 Jakarta, Indonesia
- Agama: Islam
- Meninggal: 11 Januari 2016 (umur 47) Jakarta, Indonesia
- Pekerjaan: aktor, pelawak
- Tahun aktif: 1996–2016
- Istri: Neneng Nurhayati
Budi Anduk lahir di Jakarta, 8 Februari 1968. Saat masih di Sekolah Dasar (SD), Budi dikenal bandel dan suka berantem. Bahkan, saat itu kerjanya memalak dan berantem. Korbannya adalah teman sekolah Budi di SD 03 Dharma Satria.
Guru Sekolah Dasarnya pernah menamparnya gara-gara Budi tertidur dalam kelas. Ibunya juga sering kali memarahi Budi karena Budi kecil bandel karena sering nonton layar tancap bareng teman-temannya sampai pagi.
Perilakunya mulai berubah saat sekolah di SMP 41. Budi mulai rajin sholat, rajin ke mesjid dan ngaji. Bahkan, Budi jadi juara kelas dari kelas 1 sampai kelas 3.
Ia mengawali karier sebagai figuran program Ngelaba (Patrio) pada 1996, Di tahun 2000, Budi Anduk jadi kru acara Ngelabanya Parto dkk di TPI. Tugasnya adalah membawa tas sampai mencari penonton. Upahnya waktu itu Rp.50.000/hari.
Namanya makin dikenal luas oleh masyarakat lewat aktingnya di program sitkom Tawa Sutra dan acara Untung ada Budi di ANTV.
Ia telah membintangi dua film layar lebar, yakni Tiren: Mati Kemaren dan Tulalit. Budi Prihatin yang dikenal Budi Anduk ini juga telah menyelesaikan S1 nya di Universitas Indonesia jurusan Ilmu Budaya tahun 1991.
Budi Anduk meninggal pada 11 Januari 2016, pukul 14.25 di RS Dharmais Jakarta karena penyakit paru-paru basah. Budi Anduk meninggal usai menjalani perawatan kanker paru-paru stadium 4 di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta Barat. Jenazah Budi Anduk dimakamkan di pemakaman dekat rumahnya, Kampung Kemang, Kelurahan Jati Cempaka, Kecamatan Pondok Gede, Bekasi, pukul 19.00 WIB, Senin 11 Januari 2015.
Filmografi
- Tiren: Mati Kemaren (2008)
- Tulalit (2008)
- Ku Tunggu Jandamu (2008)
- Pesantren & Rock n' Roll (2011)
- ABG Jadi Manten (2014)
- Ngelaba (TPI, 1996)
- Tawa Sutra (antv)
- Untung Ada Budi (antv)
- Opera Van Java (Trans7, 2014)
- Bro & Bray (Trans TV, 2015)
- Minyak Kayu Putih Cap Gajah
- So Nice (bersama Aldi Taher & Pepi)
- Pelumas Evalube (bersama Arie Untung)
- Pilus Garuda Rasa Rumput Laut
- Kopi Kuku Bima Ener-G! (bersama Peppy, Arie Untung, Aldi Taher)